Transparansi antara perusahaan, penyusun kebijakan, masyarakat sipil, dan masyarakat umum sangat penting bagi pekerjaan yang kami lakukan di Twitter — transparansi ini adalah unsur utama dari upaya kami untuk menjaga dan melindungi Open Internet. Sejalan dengan filosofi ini, pada bulan Agustus 2020 kami meluncurkan Pusat Transparansi Twitter untuk membuat data kami lebih mudah dipahami dan dianalisis bagi mereka yang mengakses Laporan Transparansi Twitter (yang kami terbitkan sebanyak dua dalam kali setahun).
Laporan Transparansi Twitter kami yang terbaru didasarkan pada data dari 1 Januari hingga 30 Juni 2020.
COVID-19
Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi keberlangsungan bisnis kami di seluruh dunia. Mengingat terjadinya perubahan dalam alur kerja, ditambah dengan pembatasan COVID-19 di berbagai negara; ada beberapa disrupsi yang signifikan dan tidak terduga pada pekerjaan moderasi konten dan cara tim kami menilai konten serta menjalankan penegakkan terhadap pelanggaran kebijakan - disrupsi ini tercermin dalam beberapa data yang kami sajikan pada Laporan Transparansi Twitter kali ini. Kami meningkatkan penggunaan machine learning dan otomatisasi untuk mengambil berbagai tindakan pada konten yang berpotensi menyinggung dan menyesatkan, sambil terus memfokuskan human review pada area-area yang kemungkinan menimbulkan dampak paling besar.
Pada bulan Maret 2020, kami meluncurkan kebijakan terkait informasi menyesatkan seputar COVID-19 untuk lebih melindungi kesehatan percakapan publik. Selama periode pelaporan ini, tim kami melakukan tindakan penegakan terhadap 4.658 akun karena melanggar kebijakan ini. Sebagai hasil dari investasi lebih lanjut kami pada teknologi yang kami gunakan, sistem otomatis kami menindak 4,5 juta akun yang melakukan diskusi seputar COVID-19 dengan perilaku spam atau manipulatif.
Pekerjaan kami seputar operasi informasi
Twitter mengungkap upaya-upaya yang dilakukan oleh oknum yang didukung negara untuk mengganggu percakapan di layanan kami. Selama periode pelaporan ini, kami menindak lebih dari 52.000 akun yang kami yakini terkait dengan operasi informasi yang berasal dari Tiongkok, Rusia, Turki, Serbia, Honduras, Mesir, Indonesia, Ghana, dan Nigeria, serta akun-akun yang berafiliasi dengan Kerajaan Arab Saudi.
Manipulasi Platform
Kami terus melakukan pendekatan tanpa toleransi terhadap manipulasi platform dan upaya lainnya yang berniat merusak integritas percakapan pada layanan kami. Selama periode pelaporan terbaru ini, tim kami melihat adanya peningkatan 54% dalam penindakan anti-spam — sebagian dari peningkatan ini disebabkan oleh tindakan proaktif yang kami lakukan untuk melindungi percakapan seputar COVID-19. Kami juga melihat peningkatan 16% dalam jumlah laporan spam, dibandingkan dengan periode pelaporan sebelumnya.
Terorisme & kekerasan ekstrim
Terdapat peningkatan sebesar 5% dalam jumlah akun yang dihapus karena melanggar kebijakan terorisme dan kekerasan ekstrim selama periode pelaporan ini — 94% dari akun tersebut diidentifikasi secara proaktif. Metode yang kami gunakan untuk mengungkap konten-konten yang berpotensi melakukan pelanggaran (untuk kemudian dilakukan human review) termasuk memanfaatkan hash database industri yang didukung oleh Global Internet Forum to Counter Terrorism (GIFCT).
Eksploitasi seks anak di bawah umur
Kami tidak mentolerir eksploitasi seks anak di bawah umur (CSE) di Twitter. Materi CSE akan dihapus dari layanan kami tanpa pemberitahuan lebih lanjut dan dilaporkan ke The National Center for Missing & Exploited Children (NCMEC). Dengan perluasan tim kami dan peningkatan kapasitas operasional pada area ini, terdapat peningkatan sebesar 68% dalam penegakan terhadap Kebijakan Eksploitasi Seks Anak di Bawah Umur.
Hak cipta dan merek dagang
Sehubungan dengan Kebijakan Hak Cipta Twitter, pemberitahuan penghapusan Digital Millennium Copyright Act (DMCA) yang kami terima meningkat 15%; yang mempengaruhi 87% lebih banyak akun selama periode pelaporan ini. Di bawah Kebijakan Merek Dagang kami, kepatuhan pemberitahuan merek dagang kami menurun sebesar 30% selama periode pelaporan ini.
Penegakan Peraturan Twitter
Permintaan penghapusan (permintaan resmi untuk penghapusan konten)*:
Apa langkah selanjutnya?
Seperti yang tertera pada Laporan Transparansi Twitter, pandemi COVID-19 menjadi disrupsi terhadap usaha moderasi konten kami pada periode ini - dan hal tersebut tercermin dalam banyak data yang kami sajikan hari ini. Tim kami telah menyesuaikan pendekatan dalam konteks pandemi dan terus meningkatkan kapasitas mereka untuk kembali ke tingkat penegakan yang lebih baik, seperti yang dilakukan sebelum COVID.
Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan terkait hal ini, dan kami akan terus memberikan update melalui Laporan Transparansi Twitter sebanyak dua kali dalam setahun - yang akan mencakup informasi lebih lanjut tentang operasional dan bagaimana kami bekerja untuk melindungi percakapan publik.
Kami juga menyadari pentingnya mengukur prevalensi konten tertentu di Twitter dan telah memulai inisiatif berkesinambungan untuk membantu kami memberikan transparansi yang lebih konsisten terkait beberapa isu ini. Kami akan memberikan lebih banyak informasi terkait hal ini di masa mendatang.
Ikuti @Policy dan @TwitterSafety untuk informasi terkini terkait kebijakan kami dan komitmen kami terhadap transparansi.
*Kecuali ada larangan, kami akan terus mempublikasikan permintaan resmi ini ke Lumen Database saat mengambil tindakan langsung. Lumen database merupakan kemitraan kami dengan Berkman Klein Center for Internet & Society di Harvard.
Did someone say … cookies?
X and its partners use cookies to provide you with a better, safer and
faster service and to support our business. Some cookies are necessary to use
our services, improve our services, and make sure they work properly.
Show more about your choices.