Transparansi menjadi hal utama yang mendorong pekerjaan dan mendukung upaya kami dalam mempromosikan Open Internet di dunia. Beberapa tahun belakangan ini, kami telah mengalami dan terus menghadapi berbagai tantangan global yang cukup menantang, termasuk pandemi corona. Kami juga melihat bagaimana pemerintah di berbagai belahan dunia menerapkan kebijakan pembatasan akses Internet secara umum dan Twitter secara spesifik.
Sejak tahun 2012, Laporan Transparansi Twitter membuka jalan bagi pekerjaan kami untuk menerapkan Peraturan Twitter, melindungi privasi, menavigasi peningkatan permintaan akan informasi dari pemerintah di seluruh dunia, mendisrupsi operasi informasi yang didukung oleh negara, dan lainnya. Di tengah lanskap global yang semakin kompleks seperti saat ini, transparansi berkelanjutan atas upaya kami untuk melindungi percakapan publik selalu menjadi prioritas utama.
Pembaruan Pusat Transparansi Twitter kami berdasarkan data dari 1 Juli hingga 31 Desember 2020. Sementara kami terus berbagi data di berbagai kategori yang konsisten dan berulang, kami juga memperkenalkan data baru yang dapat memberikan masukan berarti pada dampak upaya kami. Impression metrics kami mengungkap jumlah view dari Tweet yang melanggar Peraturan Twitter sebelum Tweet tersebut dihapus. Kami juga memberikan informasi tentang adopsi autentikasi dua faktor (2FA), yang merupakan bagian dari upaya kami untuk menjaga akun tetap aman dan terlindungi.
Seperti yang sudah kami ungkap sebelumnya, pandemi COVID-19 sangat berdampak pada cara Twitter beroperasi selama paruh kedua 2020, seperti yang terjadi pada periode laporan sebelumnya. Pembatasan dan penyesuaian terkait COVID-19 yang berbeda-beda di tiap negara yang dialami oleh tim kami mempengaruhi efisiensi kerja dalam memoderasi konten dan kecepatan penerapan kebijakan kami. Kami telah meningkatkan penggunaan machine learning dan otomatisasi untuk mengambil berbagai tindakan terhadap konten-konten yang berpotensi menyesatkan atau manipulatif. Seperti organisasi lainnya - baik itu publik maupun swasta di seluruh dunia - disrupsi yang disebabkan oleh COVID-19 berdampak pada perusahaan kami dan terlihat dari beberapa data yang kami informasikan pada hari ini.
Impressions
Kami berkomitmen untuk menciptakan percakapan yang aman dan sehat di Twitter, dan kami akan terus mencari cara untuk memberikan konteks yang lebih luas tentang penerapan Peraturan Twitter. Impressions metric terbaru kami menangkap jumlah view dari Tweet tersebut sebelum dihapus.
Secara total, impressions pada Tweet yang melanggar peraturan menyumbang kurang dari 0,1% dari total impressions semua Tweet secara global dari 1 Juli hingga 31 Desember. Dalam periode ini, Twitter menghapus 3,8 juta Tweet yang melanggar peraturan; 77% dari Tweet tersebut memiliki jumlah impressions kurang dari 100 sebelum akhirnya dihapus, dan 17% menerima antara 100 hingga 1.000 impressions. Hanya 6% dari Tweet yang dihapus tersebut menerima lebih dari 1.000 impressions.
Dalam konteks yang lebih luas, saat kami berupaya menghapus konten yang berbahaya dan melanggar aturan dengan cepat dan terukur, baik di tengah krisis kesehatan global atau ketika pemilu nasional berlangsung, angka-angka ini mencerminkan efisiensi kami saat ini dan di mana masih diperlukan perbaikan. Tujuan kami adalah untuk meningkatkan jumlah ini secara berkala, mengambil tindakan pada konten yang melanggar, bahkan sebelum konten tersebut dilihat oleh publik.
COVID-19
Seiring dengan meluasnya Pandemi COVID-19 di berbagai belahan dunia, kami terus mengambil tindakan pada informasi yang menyesatkan terkait COVID-19, terutama yang beresiko membahayakan orang lain.
Sejak bulan Juli hingga Desember 2020, kami menindak sebanyak 10.320.924 akun. Jumlah akun yang kami tantang mencerminkan jumlah tindakan proaktif anti-spam yang kami implementasikan, menargetkan manipulasi platform yang difokuskan pada diskusi terkait COVID-19. Kami juga melakukan berbagai tindakan proaktif yang secara spesifik difokuskan terkait COVID-19. Kami telah menangguhkan 597 akun, dan menghapus sebanyak 3.846 konten. Sejak kami memperkenalkan panduan COVID-19 tahun lalu hingga saat ini, kami telah menindak 11,7 juta akun, menangguhkan 1.496 akun, dan menghapus 43.010 konten di seluruh dunia.
Anda dapat mempelajari lebih jauh mengenai kebijakan Twitter terhadap informasi yang menyesatkan di sini.
Permintaan hukum global
Permintaan Informasi
Menjaga privasi dari setiap pengguna Twitter adalah prioritas kami. Kami memberikan beberapa atau semua informasi yang diminta untuk merespon 30% dari permintaan ini, dengan jumlah total 4.376 permintaan.
India merupakan negara dengan sumber permintaan informasi pemerintah terbanyak yang menyumbang 25% dari volume global dan 15% dari sejumlah akun global yang telah dispesifikasi.
Jumlah permintaan informasi terbanyak ke-dua datang dari Amerika Serikat sebanyak 22% dari total permintaan informasi global. Amerika Serikat mengajukan volume permintaan darurat global tertinggi (34%), diikuti oleh Jepang (17%), dan Korea Selatan (16%).
Permintaan Penghapusan (tuntutan hukum untuk penghapusan konten)
Selama periode pelaporan ini, Twitter menerima 38.524 tuntutan hukum untuk menghapus konten pada 131.933 akun.
Kami menahan atau menghapus sebagian atau semua konten yang dilaporkan sebagai tanggapan atas 29% tuntutan hukum global ini; sebanyak 11.091 konten.
Meskipun terjadi penurunan sebesar 9% dalam jumlah tuntutan hukum yang diterima Twitter dibandingkan dengan periode pelaporan sebelumnya, permintaan penghapusan konten ini melibatkan jumlah akun terbesar yang pernah ada dalam satu periode pelaporan.
Sebanyak 199 akun jurnalis dan media yang terverifikasi dari seluruh dunia patuh pada 361 tuntutan hukum, meningkat 26% sejak periode pelaporan sebelumnya.
94% dari jumlah total tuntutan hukum global berasal hanya dari lima negara (dari urutan dengan tuntutan hukum paling sedikit): Jepang, India, Rusia, Turki, dan Korea Selatan.
Proses pelaporan kami dirancang agar transparan dan memiliki akuntabilitas. Jika memungkinkan, kami akan menginformasikan pengguna ketika kami menerima permintaan ini. Selain itu, jika tidak diberi larangan, Twitter akan memberikan salinan permintaan ke Lumen Database yang tersedia secara publik ketika hendak menghapus atau menahan konten di suatu negara.
Penegakan Peraturan Twitter
Kami terus menegakkan aturan secara proaktif di seluruh layanan kami dan berinvestasi pada solusi teknologi untuk menangani aktivitas online berbahaya yang terus meningkat. Saat ini, Twitter tidak hanya mengandalkan laporan dari para pengguna Twitter, tetapi menggunakan teknologi yang menampilkan sebanyak lebih dari 65% konten yang tidak layak secara proaktif untuk ditinjau lebih lanjut oleh manusia.
Manipulasi platform
Tindakan anti-spam meningkat sekitar 6% jika dibandingkan dengan periode pelaporan sebelumnya. Kami juga melihat terjadinya penurunan jumlah laporan spam sekitar 14% dari periode pelaporan sebelumnya.
Hak Cipta
Pengajuan permohonan untuk penghapusan dari Digital Millennium Copyright Act menurun sebesar 2%, dan kami melihat terjadinya penurunan sebesar 44% pada akun yang terdampak. Tweet dan media yang ditahan juga turun masing-masing 25% dan 43% karena operasi Twitter yang terdampak pandemi COVID-19 dan insiden keamanan yang terjadi pada Juli 2020.
Keamanan akun
Kami terus mendorong 2FA pada semua akun dan sejumlah cara terbaik lainnya untuk menjaga keamanan akun. Seiring waktu, kami berharap untuk melihat lebih banyak pengguna Twitter yang menerapkan langkah-langkah keamanan untuk melindungi akun mereka. Sekitar 2,3% akun diperkirakan telah mengaktifkan setidaknya satu metode 2FA dalam periode pelaporan ini.
Kesimpulan
Seiring berkembangnya cara adaptasi kerja kami dalam menanggapi pandemi COVID-19, tim kami terus memperluas kapasitas mereka untuk meningkatkan penegakan Peraturan Twitter.
Kami berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kami untuk Anda dan publik, serta akan terus menginformasikan semua pembaruan melalui Pusat Transparansi Twitter dua kali dalam setahun.
Ikuti @Policy dan @TwitterSafety untuk informasi terkini terkait kebijakan dan komitmen kami untuk transparansi.
* Kecuali ada larangan, kami akan terus mempublikasikan permintaan resmi ini ke Lumen Database saat mengambil tindakan langsung. Lumen database merupakan kemitraan kami dengan Berkman Klein Center for Internet & Society di Harvard.
Did someone say … cookies?
X and its partners use cookies to provide you with a better, safer and
faster service and to support our business. Some cookies are necessary to use
our services, improve our services, and make sure they work properly.
Show more about your choices.